MUQODIMAH

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئآت أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدي Assalamu'alaikum, Marhaban Ya Ikhwan ..... Antum Saat Ini Sedang Mengunjungi Blog Pribadinya Abu Abdurrahman Al-Bantani. Untuk Komentar ... Saran ... Kritik ... Serta Informasi Kajian Di Tempat Antum Semua Silahkan Kirim Ke (muhammad.irfan09@gmail.com) Semoga Allah Memberikan Kebaikan Kepada Antum Dan Kami ... Barakallahu Fiekum.

Kamis, 18 November 2010

NASEHAT ULAMA DALAM MENGHADAPI MUSIBAH


"Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz"

(sumber : Radio Hang 106 Fm)

Sesung guh nya Allah Maha Bijak sana dan Maha Meng etahui ter hadap semua yang dilak sanakan dan ditetapkan. Seba­gaimana juga Allah Maha Bijak sana dan Maha Meng etahui ter hadap semua syari’at dan semua yang diperin tahkan. Allah men cip takan tanda-tanda apa saja yang dikehen dakiNya, dan menetap kan nya untuk menakut-nakuti ham baNya. Meng­ingatkan ter hadap kewajiban mereka, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla wa Jalla. Meng ingatkan mereka dari per­buatan syirik dan melang gar per in tah serta melakukan yang dilarang.

Seba gaimana firman Allah.

وَمَا مَنَعَنَآ أَن نُّرۡسِلَ بِٱلۡأَيَـٰتِ إِلَّآ أَن ڪَذَّبَ بِہَا ٱلۡأَوَّلُونَ‌ۚ وَءَاتَيۡنَا ثَمُودَ ٱلنَّاقَةَ مُبۡصِرَةً۬ فَظَلَمُواْ بِہَا‌ۚ وَمَا نُرۡسِلُ بِٱلۡأَيَـٰتِ إِلَّا تَخۡوِيفً۬ا.٥٩

“Dan tidaklah Kami mem beri tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti” [Al-Israa : 59]

Fir man Nya

سَنُرِيهِمۡ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلۡأَفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِہِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ‌ۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ ۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ .٥٣

“Kami akan mem per lihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sen­diri, sehingga jelas lah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesung guh nya Dia menyak sikan segala sesuatu” [Fushilat : 53]

Allah Aza wa Jalla berfirman.

قُلۡ إِنِّى نُہِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ‌ۚ قُل لَّآ أَتَّبِعُ أَهۡوَآءَڪُمۡ‌ۙ قَدۡ ضَلَلۡتُ إِذً۬ا وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ .٥٦

” Katakanlah (Wahai Muham mad) : “Dia (Allah) Maha Ber kuasa untuk meng irimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia men cam purkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling ber ten tangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain” [Al-An’am : 65]

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Shahih-nya dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,dia (Jabir) ber kata : “sifat firman Allah Azza wa Jalla ” Qul huwal al-qaadiru ‘alaa an yab’atsa ‘alaikum ‘adzaaban min fawuqikum” turun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a : “Aku ber lin dung dengan wajahMu”, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melan jutkan (mem baca) ” Awu min tajti arjulikum”, Rasulullah berdo’a lagi, “Aku ber lin dung dengan wajahMu” [1]

Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al-Ashbahani dari Mujtahid ten tang tafsir ayat ini : “Qul huwal al-qaadiru ‘alaa an yab’atsa ‘alaikum ‘adzaaban min fawuqikum”. Beliau meng atakan, yaitu halilin tar, hujan batu dan angin topan. ” Awu min tajti arjulikum”, gempa dan tanah longsor.

Jelas lah, bahwa musibah-musibah yang ter jadi pada masa-masa ini di beberapa tem pat ter masuk ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan yang digunakan untuk menakut-nakuti para ham baNya. Semua yang ter jadi di alam ini, (yakni) ber upa gempa, long sor, ban jir dan per itiwa lain yang menim bulkan bahaya bagi para hamba serta menim bulkan ber ba gai macam

pen deritaan, disebabkan oleh per buatan syirik dan mak siat. Seba gaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

” Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh per buatan tangan kalian sen diri, dan Allah mema’afkan sebagianbesar (dari kesalahan-kesalahanmu)” [Asy-Syuura : 30]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

” Nik mat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan ben cana apa saja yang menim pamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sen diri” [An-Nisaa : 79]

Ten tang umat-umat ter dahulu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami tim­pakan kepadanya hujan batu krikil, dan dian tara mereka ada yang ditimpa suara keras yang meng gun tur (halilin tar), dan dian tara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami teng gelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hen dak meng aniaya mereka, akan tetapi merekalah yang meng aniaya diri mereka sen diri” [Al-Ankabut : 40]

Maka wajib bagi setiap kaum Mus limin yang mukallaf dan yang lain nya, agar ber taubat kepada Allah Azza wa Jalla, kon sis­ten diatas diin (agama)Nya, serta was pada ter hadap semua yang dilarang, yaitu ber upa per buatan syirik dan mak siat. Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, serta Allah menolak semua adzab dari mereka, dan meng anugrahkan kepada mereka segala jenis kebaikan.

Seba gaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Sekiranya pen duduk negeri-negeri ber iman dan ber takwa, pas tilah Kami akan melim pahkan kepada mereka ber kah dari langit dan bumi, tetapi mereka men dus takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan per­buatan nya” [Al-A’raaf : 96]

Allah Azza wa Jalla ber firman ten tang Ahli Kitab.

“Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh men jalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan men dapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka”[Al-Maidah : 66]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Maka apakah pen duduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan sik saan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah pen duduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan sik saan Kami kepada mereka di waktu matahari sepeng gahan naik ketika mereka sedang ber main? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi” [Al-A’raaf : 97–99]

Al-Alamah Ibnul Qayyim rahimahullah meng atakan : “Pada sebagian waktu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mem berikan ijin kepada bumi untuk ber nafas, lalu ter jadilah gempa yang dahsyat. Dari per is tiwa itu, lalu tim bul rasa takut pada diri hamba-hamba Allah, taubat dan ber henti dari per batan mak siat, tun duk kepada Allah dan penyesalan. Seba gaimana per kataan ulama Salaf, pasca gempa. “Sesung guh nya Rabb kalian men cela kalian”, Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, pasca gemba di Madinah menyam paikan khutbah dan nasihat ; beliau Radhiyallahu ‘anhu meng atakan, “Jika ter jadi gempa lagi, saya tidak akan meng ijinkan kalian ting gal di Madinah”. Selesai per kataan Ibnul Qayyim rahimahullah-.

Atsar-atsar dari Salaf ten tang hal ini sangat banyak. Maka saat ter jadi gempa atau per is tiwa lain, seperti ger hana, angin ribut atau ban jir, wajib segera ber taubat kepada Allah Azza wa Jalla, meren dahkan diri kepadaNya dan memohon afiyah kepadaNya, mem per banyak dzikir dan istighfar. Seba gaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ter jadi gerhana.

“Artinya : Jika kalian melihat hal itu, maka segeralah ber dzikir kepada Allah Azza wa Jalla, berdo’a dan ber is tighfar kepadaNya” [2]

Disun nahkan juga menyayangi fakir mis kin dan ber shadaqah kepada mereka. Ber dasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Kasihanilah, niscaya kalian akan dikasihani” [3]

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Kasihinilah yang di muka bumi, kalian pasti akan dikasihani oleh (Allah) yang di atas langit” [4]

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak akan disayang” [5]

Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz rahimahulah, bahwa saat ter jadi gempa, dia menulis surat kepada pemerin tah daerah agar bershadaqah.

Dian tara fak tor ter selamatkan dari segala keburukan, yaitu pemerin tah segera memegang ken dali rakyat dan meng­haruskan agar kon sis ten dengan al-haq, menerapkan hukum Allah Azza wa Jalla, di tengah-tengah mereka, memerin­tahkan kepada yang ma’ruf serta men cegah kemung karan. Seba gaimana firman Allah Azza wa Jalla.

“Artinya : Dan orang-orang yang ber iman, lelaki dan per em puan, sebagian mereka (adalah) men jadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (meng er jakan) yang ma’ruf, men cegah dari yang mun kar, men dirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul Nya. Mereka itu akan diberi rah mat oleh Allah. Sesung guh nya Allah Maha Per kasa lagi Maha Bijakasana” [At-Taubah : 71]

Allah ber firman.

“Artinya : Sesung guh nya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesung guh nya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Per kasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka men dirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh ber buat yang ma’ruf dan men cegah dari per buatan yang mung kar ; dan kepada Allah-lah kem bali segala urusan” [Al-Hajj : 40–41]

Allah Azza wa Jalla berfirman.

“Artinya : Barang siapa yang ber takwa kepada Allah, niscaya Dia akan meng adakan baginya jalan ke luar. Dan mem­berinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang ber tawak kal kepada Allah, niscaya Allah akan men cukupkan (keperluan)nya” [Ath-Thalaaq : 2–3]

Ayat-ayat ten tang ini sangat banyak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barang siapa menolong saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla akan menolong nya” [Mut tafaq ‘Alaih] [6]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barang siapa yang mem bebaskan satu kesusahan seorang muk min dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah Azza wa Jalla akan melepas kan nya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barang siapa mem berikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barang­siapa yang menutup aib seorang mus lim, maka Allah Azza wa Jalla akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah Azza wa Jalla akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya” [Diriwayatkan oleh Imam Mus lim dalam Shahih-nya] [7]

Hadits-hadits yang semakna ini banyak.

Hanya kepada Allah kita memohon agar mem per baiki kon disi kaum Musimin, mem berikan pemahaman agama dan meng anugrahkan kekuatan untuk istiqomah, segera ber taubat kepada Allah Azza wa Jalla dari semua per buatan dosa. Semoga Allah memer baiki kon disi para penguasa kaum Mus limin, semoga Allah menolong al-haq melalui mereka serta meng hinakan kebathilan, mem bim bing mereka untuk menerapkan syari’at Allah Azza wa Jalla atas para hamba. Dan semoga Allah melin dungi mereka dan seluruh kaum Mus limin dari fit nah dan jebakan setan yang menyesatkan. Sesung­guh nya Allah Maha Ber kuasa untuk hal itu. [Majmu Fatawa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah IX/148–152]

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 04/Th X/1427/2006M.Penerbit Yayasan Laj nah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gon dangrejo Solo 57183. Judul diatas disesuaikan oleh admin almanhaj]

_________

Foote Note

[1]. Dikeluarkan Imam Al-bukhari dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Azhim,no. 4262, dan diriwayatkan Imam Tir midi no. 2991

[2]. Diriwayatkan Imam Bukhari di dalam Al-Jum’ah,no. 999 dan Imam Mus lim dalam Al-Kusuf, no. 1518

[3]. Diriwayatkan Imam Ahmad, no. 6255

[4]. Diriwayatkan Imam Tir midzi di dalam Al-Birr wash Shilah, no. 1847

[5]. Diriwayatkan Imam Bukhari di dalam Al-Adab no. 5538, dan Imam

Tir midzi di dalam Al-Birr wash Shilah,no. 1834

[6]. Diriwayatkan Imam Bukhari dalam Al-Mazhalim wa Ghasab, no. 2262 dan Mus lim dalam Al-Birr wash Shilah wal Adab, no. 4677

[7]. Diriwayatkan Imam Mus lim, no. 4867 dan Imam Tir midzi dalam Al-Birr wash Shilah, no. 1853

0 komentar:

About

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More